Minggu, 11 November 2012

Berbagi Selingan : Transjakarta itu Egois!

Kemaren malam, sepulangnya saya dari Gereja Katedral, saya naik transjakarta pulang ke Rawamangun. Dan kali ini tiba-tiba aja ada pemikirannya yang lagi-lagi hadir.

Saat itu saya memperhatikan jalannya bis.

Dan sampailah saya pada kesimpulan : transjakarta itu egois!

Mau tau kenapa?

Jadi begini..transjakarta itu kan punya jalurnya sendiri yang kita sebut dengan busway itu yaa.. Nahh..apa yang terjadi kalau ada yang masuk ke jalurnya? Si supir membunyikan klakson keras2! Gak tau sih selalu seperti itu apa enggak, paling enggak kemaren malem begitu. Sampe saya kaget banget waktu ada motor yang masuk jalur busway dan diklaksonin kenceeeeenngg banget! gak boong..kencengnya pake banget! Saya aja ampe terbangun dari lamunan saya saking kagetnya..

Naaahhhhh..lalu apa lagi yang saya lihat? Transjakarta itu suka lhoo keluar dari jalurnya, memakai jalur biasa. Naahhh itu,, kalau makai jalur yang bukan jalurnya mau, tapi kalau jalurnya dipake gak mau. Egois bukan? Terus apa iya motor-motor dan mobil-mobil nge-klakson-in tuh transjakarta? Ya enggaklah..mana ada yang berani ama tuh bis yang segeda gaban ituu..

Laluu..transjakarta itu menggambarkan cinta yang egois.

Duluu..sebelum ada transjakarta, orang-orang naik angkot kan yaa.. Terus waktu proyek transjakarta dibuat, masyarakat "dipaksa" untuk jatuh cinta pada transjakarta dengan iming-imingnya yang banyak, dengan kenyamanannya, dll dehh.. Oh iya,,dengan juga mengurangi jumlah angkutan umum lainnya.

Lalu...saat masyarakat sudah benar-benar jatuh cinta kepada transjakarta. Mengandalkan transjakarta dan bergantung pada alat transportasi ini. Kemudian apa yang terjadi? Transjakarta tidak lagi menjadi transjakarta yang dahulu. Eaaaa.. Jumlah unit yang tidak memadai, sehingga penumpang harus mengantri sangat panjang. Saran saya, jangan sampai kalian mengantri di halte Harmoni pada jam pulang kerja. Manusia membludak disana. Kadang saya mencemaskan halte ini. Lama-lama bisa rubuh itu halte. Udah gitu,,penumpangnya jadi anarkis. Dorong-dorongan tanpa peduli sesama lagi. Tingkat kenyamanan bis juga jadi sangat minim. AC yang kebanyakan jadi mati. Atau kadang-kadang bocor sampai meneteskan air ke penumpang. Dan lain-lainnya lahhh..

Dijatuhcintai itu perkara mudah. Tetapi mempertahankan diri sebaik mungkin sehingga layak untuk terus dilimpahi cinta, tak semudah itu. Saran saya yang berikutnya, jangan membuat orang jatuh cinta jika tidak bisa bertanggungjawab dengan cinta itu. Jangan jadi kayak transjakarta yaaaa... :)

Tidak ada komentar: