Minggu, 30 September 2012

Berbagi Selingan : Bahagia yang Sederhana

Saya selalu merasa kebahagiaan saya sebagai guru les itu sederhana : cukup dengan melihat murid-murid saya memahami apa yang saya jelaskan dan dapat mengerjakan soal-soalnya. Saya sendiri tidak punya ekspektasi yang berlebihan kepada mereka. Walaupun punya target kecil-kecilan. Kayak misalnya target tahun lalu adalah supaya bisa naik kelas. Terus target semester berikutnya supaya peringkatnya di kelas naik. Kalau sebelum les mereka peringkat 30-sekian. (lima besar dari bawah). Sekarang, tiap semester hanya saya naik-an lima peringkat kok.

Sederhana kan?

Toh orangtua mereka adalah orangtua yang modern dan pengertian. Yang tidak hanya menuntut nilai akademis saja.

Tapi midtest kali ini saya diberikan bonus berlebih oleh murid saya. Bahagianya double, bahkan triple. Kemarin sabtu, saat sedang mendampingi rekoleksi SD Sanur, Albert kirim sms ke saya, : "kak..nilai mid test matematika pak tri gw dapet 100". What?? 100?! Bahagiaaaa banget rasanya. Langsung saja saya menyampaikan kabar gembira ini kepada teman-teman saya yang sedang ada di dekat saya saat itu. Entah mereka mengerti atau tidak kebahagiaan saya ini.

Motivasi. Kata itu yang perlu ditekankan oleh para pendidik, entah itu guru, orangtua atau pengajar les. Dan kata itulah yang selalu saya garisbawahi kepada murid-murid saya. Menyadarkan mereka bahwa orangtuanya harus mengeluarkan uang ekstra untuk membayar saya, padahal uang sekolah mereka di sekolah favorit itu saja sudah mahal (makluuumm...satu almamater, jadi boleh agak membanggakan sekolahnya dong yaaa..?hahaha). Menyadarkan mereka pula bahwa proses belajar ini akan menjadi sia-sia saja jika hanya satu pihak yang berusaha. Lalu memotivasi mereka supaya hubungan kami dapat selalu menjadi simbiosis mutualisme. Memotivasi mereka supaya mereka jadi suka belajar.

Dan..taraaaaa...proses ini membuahkan hasil yang memuaskan. Grafiknya nihhh..dari nilai 40-60-70-80-100! Proses yang perlu dinikmati dan disyukuri bukan? Pertama-tama mendapat nilai 80, dia bangganya bukan main. Saya pun ikut bangga, dan saya suka bercandain dengan kalimat : "horeeee..dapet nilai bagus..besok gw kasih hadiah sebungkus permen sugus deh". Terus dia melengos gitu aja dengan gaya khas remajanya.

Percaya sama saya, sekali dapet nilai bagus, dia akan jadi semakin termotivasi untuk mendapat nilai yang bagus, dan lebih bagus lagi. Dan dia jadi terbiasa untuk belajar. Terus dia akan mulai merasa sedih dan kecewa kalau nilainya jelek dan harus remedial. Padahal dulu, remedial menjadi hal yang biasa.

Memang sih ini jadi bumerang bagi mereka. Kalau dulu orangtuanya tidak pernah menuntut nilai bagus kepada mereka, sekarang, menurut pengakuan Albert, karena nilai raportnya yang lumayan di semester lalu, orangtuanya sekarang jadi terobsesi dengan nilai. Pernah suatu saat Albert berbicara cukup keras kepada mamanya di depan saya, katanya "Mama kenapa sih? bermimpi aku jadi juara kelas? bla bla bla bla...". Saya saat itu memang ikutan menegur Albert, karena dengan alasan apapun, dia tidak boleh bersikap kasar kepada orangtuanya.

Tapi di luar dari itu semua.... I'm proud of you boy!"

*besok tinggal interogasi murid yang lain atas nilai-nilai midtest mereka, ehhehehe

Berbagi Cerita : Rekoleksi Sanur, Sabtu-Minggu, 29-30 September 2012

Heiiiiwoooooo...


Puas sudah saya tidur siang, dari jam 3 tadi sampai jam 6 sore. Istilahnya balas dendam lah yaaa.. Pasalnya, dari hari Sabtu kemarin saya mendampingi rekoleksi murid-murid kelas 4 SD Santa Ursula. Dan selalu begitu kalau mendampingi anak2 SD yang masih imut belia itu, butuh usaha ekstra, baik fisik, jiwa, hati, maupun pikiran. Meski keliatannya hanya 80 anak, tapi mereka yang sedang aktif-aktifnya ini terasa jadi seperti dua atau tiga kali lipatnya.

Tapiiiiiiiii.....bersama mereka itu jadi kebahagiaan yang luar biasa juga. Saya tak pernah sanggup menolak program untuk kids. Kepolosan mereka, senyum mereka, tingkah lucu mereka, memberikan energi bagi saya. Jadi, usaha-usaha yang ekstra itu terbayar. :)

Ada beberapa anak yang sukses mencuri perhatian saya. Cesta, anak laki imut berlesung pipit. Dia sempat menangis waktu disuruh maju oleh seorang kakak karena waktu ice breaking, dia tidak ikut menyanyi. Saya yang gak tegaan melihat anak nangis, langsung sigap di sampingnya menemani dia bernyanyi di depan teman-temannya.

Lain lagi dengan Kevin. Kecil-kecil udah ganteng. :) Tapi bukan kegantengannya sih yang memikat saya. Dia terlihat "berbeda". Setelah menonton video "chicken ala carte", di jam makan snack, dia menghamipiri saya, dipegangnya tangan saya, terus dia bertanya :"nanti kita dikasih waktu untuk meringkas gak?". Saya : "meringkas apa emangnya?" Kevin : "meringkas film tadi". Setelah menjelaskan kepadanya kalau film itu gak perlu diringkas, tapi cukup di simpan baik2 di hati dan pikirannya, dia lalu malahan cerita lho ke saya tentang film itu. Tentang pendapatnya, bahkan dia mengecam orang-orang yang makannya gak dihabisin sementara 20.000 orang meninggal per harinya karena kelaparan. Terus dia cerita tentang ikan nila, lauhan, bawal dllnya itu. Terus saat acara rekonsiliasi malam, dimana setiap anak harus menutup matanya dan berdoa, dia malah asik membuka matanya dan celingak celinguk ngeliatin temen-temennya yang pada nangis.

Okee..singkat cerita acara rekoleksi yang bertema malam persaudaraan dan bertujuan untuk menyiapkan hati anak2 yang sebentar lagi akan menerima komuni ini berjalan lancar dan baik.

Dan yang bikin saya merasa perlu balas dendam tidur adalah karena sabtu malam itu saya tidak langsung tidur. Jam 12an kami, kakak-kakak masuk kamar. Lalu saya bercerita kepada Kak Niken, teman sesama fasilitator tentang buku supernova-dee. Saya meringkas cerita dari supernova 1 sampai supernova 4 lhooo.. Dan lagi-lagi dengan bumbu kekaguman saya kepada sosok Diva.

Seusasi cerita pun saya tak langsung tidur, biasa..jadwal abnormal saya sehari-hari bikin saya terbiasa tidur pagi. Daaann..yang menyedihkan adalah, kalau biasanya, saya tidur subuh tapi bisa puas bangun siang. Kali ini kan gak bisa. Setelah sukses tidur jam 3an, saya tetep saja harus bangun jam 6. Karena jam setengah tujuh acara sudah dimulai dengan doa pagi.

Yaaaa..begitulah kehidupan ngefasil saya, selalu ada cerita tiap acara, selalu ada cerita di balik peserta, orang-orang yang baru saya kenal. :)

Jumat, 28 September 2012

Berbagi Kisah Kasih : Mengobati Rindu. :)

Jumat, 28 September 2012, 18:00

"Okee..makasih yaa kamuu untuk hari ini. Hati-hati di jalan. Sampai berjumpa selasa."

Itu adalah kalimat beruntun sebagai pemisah kami petang ini.

Hari ini akhirnya rindu kami bertegur sapa, saling mengobati. Setelah pemaksaannya kemaren tidak sukses dan setelah genap empat kali dua puluh empat jam kami tidak berjumpa.

Pagi tadi jam tujuh-an, dia sudah menelepon. Tapi saya yang masih asik memeluk mesra guling jelas tak sadar akan bunyi handphone. Hari ini kami janjian jam 10 pagi, dan ancol adalah tujuan pertama kami. Dia menelepon untuk memastikan saya tidak lupa akan janji ini. Hmm..lupa sih agak gak mungkin. Memastikan bangun tepat waktu lebih jelasnya. --Pernah dulu, waktu kami akan berlibur ke Pulau Pramuka, awalnya kami janjian di Grogol jam 6 pagi. Dan karena saya gak kebangun, dia nyamperin saya ke Rawamangun. Dia sudah sampai di dekat kostan, baru saya bangun. Hehehehee. Gara2 saya kesiangan bangunnya, kami jadi harus was-was sepanjang perjalanan ke pelabuhan, takut ditinggal oleh kapal. -- Mungkin dia agak trauma dengan kejadian itu.

Tapi hari ini kejadian itu gak terulang kok. Saya sudah insaf. Haha. Jam setengah 8 saya bangun dan langsung sms dia, meyakinkan dirinya kalau saya gak terlambat bangun. Jam sepuluh sesuai kesepakatan kami bertemu di Ancol. Temanya sih sebenernya survey lokasi. Karena saya diminta untuk mengurusi gathering karyawan sebuah perusahaan. Setelah puas mutar-muter di ecopark, kami memutuskan untuk makan siang di Le Bridge. Sialnya, udah jalan jauh-jauh melewati jembatan pantai ancol dan mencoba tetep semangat karena membayangkan makan siang romantis di atas air pantai (meskipun hanya Ancol), ehhh..taunya restaurannya tutup. Pengorbanan kami tidak terbayar #ya elahh..jalan doang padahal#. Semangat kami luntur. Mimpi kami terpaksa harus dikubur dalam-dalam. *sok didramatisir*.

Akhirnya kami harus puas dengan makan AW. :(

Setelah makan dan ngobrol dikit, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya yaitu ke kantor sebuah perusahaan untuk presentasi. Ini adalah presentasi kedua, jadi saya sudah tidak menjelaskan team building dan permainan-permainannya lagi. Itu udah saya lakukan minggu lalu. Bangga deh minggu lalu itu..presentasi diliatin sama kekasih sendiri. Dia yang udah expert ama hal-hal beginian, tetep lhooo rendah hati. Dia cuman duduk manis sambil tersenyum (juga manis) kepada saya. Gak ada niatan dari dia untuk mengambil peran saya apalagi menjatuhkan saya di depan klien. Dia hanya mengambil peran sebagai penonton yang baik.

Setelah urusan kerjaan selesai, kami lanjut ke toko buku Gramedia. Saya yang memang hobi banget baca buku, hari ini menambah dua koleksi buku : Lalita-Ayu Utami dan 5CM-Donny Dhirgantoro. Selain itu, saya juga beli majalah, buku kas serta sebuah tas berwarna ungu. Yeaaayyyy...... Jadi saya punya dua tas ransel berwarna ungu. :)) Dan dia tanpa protes membiarkan saya begitu saja memboroskan lebih dari 300rb di toko buku. Pria yang pengertian. hihihihiii..

Sambil milih-milih kami banyak bercerita. Sepanjang jalan pun tangan kami tak lepas bergandengan. Mungkin kami sudah tidak lagi "meluap-luap", tapi kami tetap selalu "hangat".

Siomay depan toko buku kami pilih jadi makanan penutup kebersamaan kami. Sambil makan, lagi-lagi kami saling berbagi cerita. Tentang hari-hari kami. Tentang rasa kami. Tentang pemikiran kami. Tentang budgeting saya untuk program gathering yang menurutnya kekecilan. Tentang pendapatnya mengenai program dan permainan team building rancangan saya. Tentang banyak hal laahh..

Selanjutnya? Hmm..selasa. Empat hari dari hari ini. Lamanyaaaaa.. :( Sedihnya gak bisa ketemu setiap hari..Tapi ya sudahlah, toh sudah saling paham keadaan masing-masing. Toh kata orang ; "It’s better to love someone that is far away and wants to be with you, than someone that you see everyday and not want to be with you. That’s why love grows stronger." (Love quotes : http://www.lovequotes.com/anonymous-916)

Apa agenda untuk selasa besok? Merealisasikan Mimpi Saya! Sudah saya bilang..dia concern pada mimpi2 saya dan mendorong saya untuk merealisasikannya satu per satu. Mau tau apa itu? Tunggu tulisan saya yang akan terbit Selasa, 2 Oktober 2012 nanti. #sok misterius#

Kamis, 27 September 2012

Berbagi Kisah Kasih : Menikmati Paksaan. :p Paksaan Atas Dasar Kangen.

Saya dan dia memang memiliki kesibukan masing-masing. Kesibukan yang tingkat kewajarannya mulai menjauhi batas normal ini bikin kami jadi jarang ketemu. (yaa..selain memang kami punya keterbatasan-keterbatasan lain). Terakhir hari minggu kemaren. Sudah empat hari berarti gak ketemu. Padahal satu kota. Hehehehe.

Tapi pagi ini akhirnya saya mendapat paksaan darinya. Dimulai dari smsnya dan kemudian kami berbalas sms.

 
Dia : "kamu dimana? aku lagi presentasi nih. Hari ini ngelesin siapa aja?"
Saya : "di kostan. Hari ini ngelesin bian dan albert. kenapa?"
Dia : "Ketemuan yuk. Di sevel deket rumah Bian. Satu jam lagi, bisa?"

Lalu saya tinggal ke kamar mandi. Pas buka hp, udah ada 3 sms aja..


Dia : "hallooooo...."
Dia : "hallooo..gimana?"
Dia : "hallloooo..mana nih jawabannya?"

Terus saya senyam senyum sendirian. Aneh gak yaa kalau saya menikmati "pemaksaan" ini. hahahha. Jarang-jarang nih dia maksa-maksa gini. Kalau udah begini sih,,bisa saya simpulkan kangennya udah tingkat dewa. Tapi yaaa..saya tau bener dia dengan sifat-sifatnya, yang gak suka berkata-kata manis. Kangen juga gak bakalan bilang. Ngomong cinta dan sayang gak perlu tiap saat katanya, cukup dibuktikan saja. 


Saya : "Gak bisa. Jadwalku padat. Abis ngelesin di dua tempat, aku harus ke Plasa Semanggi, janjian ama anak2 CBT. Kamu kenapa? Tumben-tumbenan ngajakin ketemuan?"


Deg-deg an. Kira2 dia bales apa yaaa?
  
Dia : "kangen..hehhehehhee"

Mau sorak sorai bergembira ahh.. Sambil joget atau goyang ngebor gitu. Akhirnya kata itu keluar juga. Ehh ehh ehhh..tapi cuman gitu doang? satu kata gitu aja? cuman dilebihin "hehehhehe". Gak pake "i miss u so badly beib" atau apa kek gitu. :p :p :p


Saya : "alhamdulilah. Puji Tuhan. :p :p :p wkwkwkwk. Iyaaa..kangen kamu juga, tapi apa daya tangan selalu tak sampai. Kamu presentasi dimana emangnya?"

Dia : "mau gak? makanya kamu langsung berangkat"

Asiiiikkkkkk...masih dipaksa juga.. Paksaan atas dasar kangen itu manis rasanya. :)


Saya : "Gak keburu juga dong sayang. Kalau ketemunya cuman 5-10 menit kan gak asik juga. Kalau aku telat ngelesin Bian, jadwal ke belakang-belakangnya kan jadi telat juga."

Dia : "yaaaahhhh"
Saya : "maaf yaaa...kangennya ditumpuk dulu aja. bla bla bla bla"
Dia : "bla bla bla bla"

Yaaa...akhirnya kami tetap tidak mungkin bisa untuk berjumpa hari ini. Jadwal saya sudah tersusun rapi dan manis gitu. Sebagai gantinya kami smsan "bla bla bla bla". Semoga si "bla bla bla bla" itu sukses mengobati kangen sementara waktu. Mau tau apa itu "bla bla bla bla"? Rahasia! :p *ngejulurin lidah sepanjang-panjangnya"


Okee..saya sekarang harus mandi demi menyelamatkan jadwal yang manis.


Sampai bertemu lagiiiiiiii.. :)




Berbagi Lirik : The Way I am Ingrid Michaelson

Kali ini pingin berbagi lirik aja ahhh..
Lagu the way I am ini baguuss..selain suka sama musiknya, saya juga suka banget sama liriknya.. Ini dia liriknya :


If you were falling, then I would catch you.
You need a light, I'd find a match.

Cause I love the way you say good morning.
And you take me the way I am.

If you are chilly, here take my sweater.
Your head is aching, I'll make it better.

Cause I love the way you call me baby.
And you take me the way I am.

I'd buy you Rogaine when you start losing all your hair.
Sew on patches to all you tear.

Cause I love you more than I could ever promise.
And you take me the way I am.
You take me the way I am.
You take me the way I am.


Ini videonya : 
 

Rabu, 26 September 2012

Berbagi Selingan : Perbandingan. Menang-kalah. Pertandingan?

Yaa..seharusnya saya benar-benar sadar, ini bukan pertandingan satu lawan satu. Ini pertandingan satu lawan tiga. Hmm..atau mungkin satu lawan lima. Eitsss..atau mungkin satu lawan sembilan. Atau yang paling parah satu lawan dunia.

Jadi jika perbandingan yang saya dapatkan 51%-49%, harusnya saya mensyukurinya. Karena saya satu. Dan mereka banyak. Kalau mau hitung-hitungan perbandingan real, harusnya saya hanya mendapatkan 1/4, atau 1/6, atau 1/10, atau lebih dan lebih kecil lagi.

Hmm..tapi tunggu..pertandingan? pertandingan atas apa? macam apa? untuk apa? bukankah dari awal saya sepakat terhadap nurani saya bahwa ini bukanlah pertandingan? Tak perlu lah mencari menang-kalah. Saya tak berminat menang. Juga tak akan men-cap kalah.


Berbagi Kisah Kasih : Dia, Dia, Dia.. -Si "kamuuu"-

Jika membaca tulisan-tulisan sebelumnya, mungkin kesimpulan sementaranya adalah : kami (saya dan dia yang saya sebut "kamuu" adalah pasangan sempurna, yang saling memahami dan berbagi segalanya, termasuk berbagi mimpi dan pemikiran.

Padahal gak juga sih, kami gak selalu baik-baik saja. Yaaa..layaknya pasangan lain.

Dia bisa jadi sensi banget-silakan garis bawahi dan cetak tebal sendiri kata sensi-jika kami sudah membahas beberapa topik. Misalnya saja kalau saya sudah berbicara mengenai realitas, mengenai probabilitas - seperti hari kemarin waktu kami berbalas email membahasnya, lalu akhirnya dia memilih berkomentar ketus "Aku sihhhh gak tauuuu .....Tapi karena kamu meyakini itu .... Ya sudahlah .....". Lalu setelahnya saya tidak mendapati balasan dari email-email saya lagi sebagus apapun saya menjelaskan maksud saya.

Dia nyatanya tidak terlalu suka "ke-realitis-an" saya dalam hal ini.

Lalu hal lain yang bisa bikin dia sensi adalah kalau saya mulai bercerita keinginan saya : lulus lalu kerja di luar Pulau Jawa, luar Indonesia kalau perlu. Dan menyebalkannya adalah, ke-sensi-annya kali ini tidak bersuara. Dia hanya diam saja. Dan akhirnya saya yang merasa bersalah, karena seakan-akan meluluhlantahkan impian dia.

Dan kesensian tingkat akhirnya adalah ketika saya membahas topik "Diva" dan "random". Diva si tokoh utama dalam Supernova 1 itu menghipnotis saya dengan pemikiran-pemikirannya yang keren mampus. Seakan-akan meng-Acc saya dengan pemikiran "random" saya. Dan jangan kaget kalau hal ini bisa menghantui dia dalam jam tidur malamnya. Susah tidur dan tidur gak tenang belakangan jadi agendanya-katanya.

Well..bagaimanapun..saya tahu..kesensiannya itu berakar pada rasa cintanya. Karena toh akhirnya dia bilang : "kalau cara membahagiakanmu adalah dengan mengubur impian-impianku, aku rela". Karena toh pada kenyataannya dia nyata, masih disini ; bertahan untuk mencinta. (baca tulisan sebelumnya; "Berbagi Kisah Kasih ; Transjakarta malam ini : Bertahan untuk Mencinta. Hanya Cinta. Itu Saja."hehehehe).

Berbagi Obrolan : Guru Les dengan Banyak Mimpi

Mengajar bagi saya adalah hal yang menyenangkan. Dan makin lama saya semakin menikmati kegiatan belajar-mengajar saya dengan murid-murid les saya.

Bagi saya, mereka bukan lagi sekedar murid, tapi juga teman,sahabat,adik,dan bahkan kakak. Karena ada kalanya saya ngomel (biasanya karena mereka gak mengerjakan tugas sekolah), ada kalanya saya mendengar curhatan mereka (tentang pacar, teman segeng, ortu, dll), ada kalanya saya curhat (tentang tukang ojek komplek yang mengganggu saya misalnya), ada kalanya saya bermanja-manja ria (ngerengek ke Bian waktu tangan saya kejepit "aaahhh...sakiiittt", terus dengan lagak seakan-akan kakak, ia komentar "lagian pecicilan siiihhh..", dll), ada kalanya kami bersaing cepet2an menghitung dan menjawab soal, dan ada kalanya kami ngobrol remeh-temeh.

Sore itu saat saya dan Albert sedang belajar Bahasa Indonesia dengan materi aliran sasta. Saya berkomentar begini kepadanya : "Duhhh...heran dehhh..bagi gue sastra itu untuk dinikmati, bukan untuk dipelajari teorinya. Perasaan dulu jaman gw SMA, ini gak jadi materi dah. Gue suka sastra, punya banyak buku sastra, bisa baca novel sastra sebanyak 500 halaman dalam 10 jam. Tapi menjelaskan ke lo apa itu aliran sastra romantis dan bagaimana memunculkan ide menciptakan karya sastra itu jauh lebih sulit dari apapun"

Terus, ketimbang mengomentari keluhan saya yang panjang-lebar itu, Albert di luar dugaan saya malah menceletuk begini :
"Lo sebenernya apa sih kak? Rumus-rumus matematika di luar kepala. Psikologi lo ngerti. Kerjaan lo di bidang entertainment. Hobi lo travelling. Jurusan lo akuntansi. Terus sekarang lo bilang lo suka sastra. -hening beberapa detik- Ooohh..gua tahu..Lo itu GURU LES DENGAN BANYAK MIMPI!"

Kalau rumus-rumus matematika di luar kepala itu sih lebay. Inget sih emang. Tapi kan sebelum saya mengajar saya memang selalu mempersiapkan diri dulu. Terang saja, kalau setelahnya saya bisa dengan lancar menjelaskan ke dia dan membantunya tiap ia mengalami kesulitan mengerjakan soal. Gak sepinter itu kok saya. #berusaha merendah#

Albert bilang saya mengerti psikologi karena beberapa hari sebelumnya, ia menunjukkan kepada saya hasil tes psikologinya. Lalu saya dengan bangganya menjelaskan maksud tipologi. Dan apa maksud E-S-T-J nya. E yang berasal dari Extraverting, S maksudnya Sensing. T artinya Thinking. Dan J berarti Judging. Saya menjelaskan secara detail kepadanya. 

 Lalu dia bisa bilang saya bekerja di bidang entertainment karena pernah suatu hari saya datang ke rumahnya membawa tas besar. Dia yang kebingungan akhirnya puas ketika saya jelaskan saya berangkat langsung dari puncak, karena baru saja mengurusi gathering sebuah perusahaan.Tas saya besar karena membawa pakaian selama 3 hari.

Hobi travelling jelas ia ketahui. Setiap pulang dari aktivitas jalan-jalan saya, saya pasti menyuguhi dia dengan cerita-cerita saya. Biasanya dia cuman bisa iri ngeliat foto indahnya pemandangan bawah laut Pulau Aer, cuman bisa ngiler ngedengerin serunya backpackingan ke jogja dan sekitarnya, cuman bisa takjub membayangkan perjalanan sebulan saya Jakarta-Flores-Lombok-Bali-keliling Pulau Jawa-Jakarta Hehehe.

jurusan saya yang akuntansi itu. Hmm..yang itu sulit dijelaskan. heheehe.

Okeee..sepertinya kalimat penutup yang juga merupakan kalimat inti dari perkataan Albert dapat saya setujui. Saya memang seorang guru les dengan banyak mimpi. Bukankah sudah banyak yang bilang : "hidup dimulai dari mimpi", "teruslah bermimpi", "bermimpilah dalam hidup", "sukses berawal dari mimpi", "bermimpilah dan kejarlah mimpimu itu" dan lain sebagainya?!

Yaa..semoga saja itu bukan berarti saya hidup dalam mimpi.

Jadi pingin nyanyi lagu laskar pelangi:

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya 

.Net
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warna bintang di jiwa


Selasa, 25 September 2012

Berbagi Kisah Kasih ; Transjakarta malam ini : Bertahan untuk Mencinta. Hanya Cinta. Itu Saja.

Di transjakarta malam ini. Timbullah sebuah pemikiran. Namun sepertinya lebih pantas disebut selingan. Hmm..suara hati mungkin. Tiba-tiba saja. Tanpa diduga.

"Harusnya aku tahu betapa kamu mencintaiku. Buktinya kamu nyata. Masih di sini. Bertahan untukku, sesulit apapun. Kamu bertahan bukan karena sebuah tanggungjawab. Bukan karena kewajiban. Bukan karena norma. Bukan karena keinginan orangtuamu, atau orangtuaku. Bukan karena kamu tidak bisa hidup tanpaku. Bukan karena moral. Bukan juga karena sebuah janji. Aku rasa juga bukan karena kamu takut aku bunuh diri jika kamu meninggalkanku ; karena kamu tahu itu tak akan terjadi. Kamu bertahan hanya untuk mencinta. Untuk bahagia bersamaku, katamu dulu.

Kamu bebas. Kamu lepas. Kamu tidak terikat apapun padaku. Kecuali dalam cinta ; irisan kita yang tak tahu musti diukur pakai apa besarnya. Yaa..hanya cinta.

Sekarang aku merasa bodoh karena seringkali mempertanyakan rasamu itu, karena seringkali menuntutmu ini itu. karena seringkali meragu, karena seringkali curiga. Padahal bertahan adalah bukti cintamu yang paling nyata. Padahal untuk bertahan saja, kamu harus merelakan banyak hal, harus direpotkan banyak keadaan.

Baiklahh..terimakasih. Itu yang mau aku ungkapkan kepadamu. Itu saja. Meski mungkin kamu tak akan pernah membaca ini."

-Theresia Yuniar-

Berbagi Cerita : Menebus Utang Sabtu, 22 Sep 2012

Heeeeiiiiii...

Duuhh..merasa bersalah meninggalkan blog ini terlalu lama. Tiga hari gak menulis, sekarang berasa punya utang dehh..hehhee

Hari Sabtu, 22 Sept 2012
Seperti yang saya tulis sebelumnya, hari jumat itu saya naik ke puncak. Maka sabtu pagi, saat saya membuka mata, saya masih di puncak, dengan segala pemandangannya yang indah, udaranya yang menyejukkan dan dengan kehadiran dia di kasur sebelah saya. Maka, "good morning" kali itu melayang dengan manisnya, tanpa bantuan sms, ym atau kecanggihan teknologi lain.

Weekend kali ini kliennya adalah mahasiswa UPH. Dan tugas saya? Cukup menemani si pimpinan programnya saja. Wong gak ada outboundnya, jadi sebenernya gak perlu fasilitator. Jadi yaaa...hanya pemanfaatan situasi dan waktu saja oleh dua orang yang ingin selalu bertemu tapi selalu punya banyak keterbatasan. #eaaaaa#.

Maka, ngobrol ngalor ngidul dan main kartu sama dia menjadi agenda hari sabtu itu.

Saya jadi ingat kata2 Widha, teman saya yang kuliah politik di UI dan pemikirannya oke menurut saya. Dia bilang : "...sesungguhnya aku tidak menginginkan laki-laki yang bertugas secara seremonial: mencari nafkah, pergi pagi-pulang malam, menjaga istri dan anak-anak, menambal genteng bocor, dan berkeluh kesah tentang harga motor atau cicilan rumah yang makin lama makin menanjak harganya.
...aku ingin menikahi seorang laki-laki beserta pemikirannya, yang mengerti tentang cita-cita dan mimpi-mimpiku. mimpi-mimpi, yang aku sendiri tidak yakin dapat mewujudkannya...".


Dan betapa saya harus bersyukur "memiliki" pria yang mendekati kriteria itu. Ia tak perlu menafkahi saya. Ego saya terlalu tinggi untuk menerima materi berlebihan dari dia, bahkan seringkali saya menolak dibeliin dan dibayarin ini-itu. Dan ia menerima ke-ego-an saya itu.

Yang paling membahagiakan adalah, ia dan segala pemikirannya. Bersamanya, saya bisa berdiskusi, berdialog, dan berdebat. Saya bisa menceritakan berbagai macam pemikiran saya. Saya bisa bercerita tentang Uma, tentang Diva tokoh novel Supernova, tentang organisasi-organisasi yang saya ikuti, beserta juga tentang mimpi-mimpi saya. Lalu kemudian ia gantian bercerita tentang pemikiran-pemikirannya, tentang film-film yang baru saja ia tonton dan karakter tokoh-tokohnya (baru-baru ini dia nonton film "Yes Man" dan "Patch Adam", pendapatnya tentang Diva, si supernova, lalu ia jadi mulai akrab menyebut nama kugy, keenan, intan, della, bern, -yaaa..semua isi kehidupan saya- seakan-akan ia juga mengenalnya. Ia selalu mendukung saya dengan segala pemikiran dan cita-cita saya. Ia adalah orang teroptimis akan masa depan saya, kadang lebih optimis daripada diri saya sendiri.


Kemarin itu kami membahas tentang dua organisasi saya yang entah mengapa jadi bertengkar. Kami mencoba membahas dari segala sudut pandang.. Pembicaraan kami seru sekali, pemikiran-pemikaran kami saling silang. Tak heran jika beberapa orang melihat kami aneh, mungkin dipikirnya kami sedang berantem. Padahal kami sedang berdiskusi-hmm...atau mungkin berdialog-, namun memang suara saya mulai menggelegar, hehehee. Maklum sajaa...dua organisasi ini menurut saya tak layak bersikap demikian jika mengingat tujuan awal mereka.


Selain membahas organisasi saya itu-yang lagi lagi sebenarnya tak ada hubungannya dengan dia, namun dia selalu dengan baik hati ikut memikirkannya-, kami juga membahas satu hal penting lainnya. Dia bilang, belakangan ia susah tidur dan gak nyenyak saat tidur. Hal ini dikarenakan sebuah pemikiran saya. Dan kami sama sama tahu dengan jelas apa isi pemikiran saya itu. Hmm,,ternyata ada juga pemikiran saya yang tidak dapat ia terima, bahkan ia tolak terang-terangan. Bahkan ia bilang ia mau melakukan apa saja supaya saya membatalkan pemikiran saya itu. Saya sendiri malah lagi enggan membahasnya. Saya cuman bilang : "ya udah..gak usah dipikirin". Seakan-akan itu menjawab kegelisahannya. Saya tahu persis dia gak puas dengan kalimat itu.


Malam harinyaaaa..deng deng deng deng.. ini malam minggu lho yaaa..! Bagi saya yang tidak mengagungkan malam minggu dan bagi kami yang jarang sekali bermalam minggu bersama karena banyaknya keterbatasan antara kami (lagi lagi). Malam itu jadi terasa berbeda. Kami memutuskan untuk nonton bioskop. Kali ini resident evil. Ini kali kedua kami nonton di ekalokasari, bogor, setelah sebelumnya hati saya meleleh terharu ketika dia menemani saya menonton perahu kertas. Kenapa disebut "menemani"? yaaa..karena saya tahu sekali film "perahu kertas" bukanlah jenis film yang dia sukai. Tapi di luar dugaan saya, waktu itu ia justru menikmati "keenan dan kugy".


Setelah menonton, berkali kali saya membentuk kedua tangan saya layaknya pistol (dengan telunjuk dan jempol yang berdiri , sementara jari lain dikatupkan), lalu dengan wajah sok serius berkata kepadanya : "I'am Alice". Lalu pecahlah ketawanya.


Okeee...cukup sekian untuk si hari sabtu. Hari yang temanya "dia" memang selalu membuat saya berbunga-bunga. Terimakasih kamuuu... :)

Sabtu, 22 September 2012

Berbagi Quotes : Soe Hok Gie (1)

Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita bisa mengerti tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah..

(Mandalawangi. 19 Juli 1966. Soe Hok-gie)




Soe Hok Gie adalah sosok misterius yang kharismanya mampu meluluhkan Indonesia-bahkan setelah kematiannya. Sosok yang lahir tanggal 17 Desember1942, dikenal sebagai mahasiswa idealis dengan segala pemikirannya. Setelah lulus di Kolese Kanisius (yang ini lagi-lagi membanggakan saya sebagai alumni kolese, hehhehe), ia melanjutkan kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (cita-cita saya yang gak pernah teraih). Selain dikenal sebagai aktivis yang rajin mengkritik sistem pemerintahan Indonesia saat itu, ia juga suka sekali naik gunung.

Lembah Mandalawangi-Gunung Pangrango menjadi favoritnya selain Mahameru,yang kemudian menjadi tempat terakhirnya menghirup napas kehidupan pada tanggal 16 desember 1969, tepat sehari sebelum ia ulang tahun yang ke-26.

Baginya, mati muda adalah kebanggan dan kebahagiaan. Dan setelah ia wafat pun, kharismanya tak lekang. Pada tahun 1997, John Maxwell-seorang pengarang dan pembicara yang terkenal di dunia, menulis biografi Soe Hok Gie dengan judul "Soe Hok Gie- A Biography of A Young Indonesia Intellectual".

Semoga sampai sekarang, semangat Soe Hok Gie tetap menyala di dalam hati kaum muda Indonesia.

Berbagi Cerita, Jumat, 21 September 2012 : Lelah dan Membahagiakan

Hi Friday!

Pasti hari ini banyak yang senyam senyum sumringah dehh.. Selalu begitu tiap menyambut weekend bukan? Membayangkan Sabtu dan Minggu yang bebas, bisa bangun siang dan jalan2 sesukanya.

Saya juga mengawali hari ini dengan si sumringah itu. Baru saja mata terbuka pagi tadi, ehhh.. tau tau ada panggilan. Dari siapa lagi kalau bukan dari dia yang selalu membuat hati bergetar. #eaaaa# #satu keahlian saya yang harus diketahui oleh khalayak ramai : menggombal! hahaha.

Yang kali ini bukan gombalan, tapi beneran. Ucapan selamat paginya itu beneran bisa membius saya seharian. Dari segala hal dan pikiran negatif dehh.. Ngobrol ngalor kidul. Ketawa2. Nyolot2an. Sampai akhirnya "daaahhh..sampai ketemu nanti"

Lalu dua jam kemudian, dia udah nongkrong dengan manisnya di warung kopi deket kostan. Setelah menyelesaikan beberapa urusan, termasuk urusan hati, maka berpisahlah kami.

Hari ini hari yang padat bagi saya. Jadi gak bisa mengikuti jadwal dia yang langsung naik ke puncak siang itu.

Pekan ulangan mid semester ini membunuh saya #kalau ini lebay#. Selama ulangan mid semester, tiap hari saya kudu ngelesin dua murid. Jadilah siang itu saya melaju dengan si Patas AC 16 menuju Pondok Indah. Selesai ngelesin Albert di Pondok Indah, saya kembali berjuang melawan kepadatan kota jakarta untuk mencapai rumah Bian di Pasar Minggu.

Tapi entah kenapa murid2 saya sedang sangat baik, mereka bisa bekerjasama dengan baik, dan kegiatan belajar kami jadi menyenangkan. Albert yang biasanya males2an kalo disuruh les siang2, tadi itu mau mau aja les siang, karena jadwalnya harus bertukar sama Bian, soalnya Bian harus sholat jumat dulu. Dan beneerrran dehh..kali ini mereka sangat berbeda. Biasanya udah pas banget tuh, Bian les siang karena kalau sore dia ngantuk dan mager (males gerak). Sementara Albert maunya les sore karena kalau siang dia kelayapan. Kali ini, tanpa alasan ngantuk, males atau ba bi bu lainnya, mereka malahan semangat mengerjakan soal-soal yang saya berikan. #ini efek apa sihh??#

Hari ini kami belajar matematika, besok mereka ulangan matematika soalnya. Materi ulangannya adalah matriks dan pertidaksamaan linear. Lagi-lagi bagian ini juga sangat menyenangkan. Jaman saya SMA dulu, dua materi ini adalah materi matematika yang kalau ulangan, sudah dapat saya pastikan saya dapat 10 alias bener semua. #bukan bermaksud suombongg#

Dan apakah yang paling membahagiakan bagi guru les? Yupp..jika murid-muridnya memahami apa yang dijelaskan dan dapat mengerjakan soal dengan benar. Dan itulah yang saya dapatkan hari ini! Saya mencelengi si sumringah lagi dari murid-murid saya itu,

Setelah selesai dengan aktivitas ngelesin itu, saya langsung aja gitu berangkat ke puncak. Naik taxi dari pasar minggu ke UKI. Dari pertama naik, si bapak supir taxi dengan semangatnya memberikan ceramah gratis untuk saya. Diawali dengan pertanyaan "Maaf mbak..kemarin nyoblos gak?", terusnya saya jawab "enggak Pak, saya warga bekasi", lalu mulailah ia dengan ceramahnya itu. Biasaaa..topiknya adalah Jokowi-Foke. Menurut dia, Jokowi itu gak layak menang, dia gak tau apa2 dan ujung2nya minta si Foke untuk jadi penasehatnya.

Saya sih cuma ber "oohh" "oohh" doang. Gak mau menyinggung perasaan nih bapak. Dan gak mau juga komentar macam macem. Sambil ngangguk ngangguk, saya berharap perjalanan ini cepat sampai. hehehhee

Sekitar 2,5 jam lah perjalanan yang saya tempuh untuk sampai di puncak. Lelah euuyyyyy... Tapi eh tapi..lelahnya ilang gitu aja waktu dia menjemput saya dengan muka cerianya. Terusnya kami makan malam bersama. Kali ini Sate Kambing Pak Kadir jadi menu pilihan kami. Sebelum makan, dia memimpin doa. Terusnya saya celotehin begini : "aku suka deh kalo kamu yang mimpin doa sebelum makan", terus dia nanya : "kenapa emangnya?", terus saya menjawab : "soalnya kalau aku yang mimpin doa, atau aku berdoa sendiri, kamunya ngisengin aku mulu", trus dengan enggan dia menyaut "oohhh..kirain kenapa". Muka keselnya malah bikin seneng dehhh,,, hahahaha.

Yapp..hari yang padat, hari yang melelahkan, namun juga hari yang membahagiakan. Terimakasih sumringah untuk tetap hadir di hari hari saya sepadat apapun agenda saya. :)

Kamis, 20 September 2012

Berbagi quotes :: Berbagi Makna Hidup

“Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.”
Mother Teresa


Saya suka kalimat Bunda Teresa ini. Yupp..dalam hidup ini kita gak perlu, atau bahkan emang gak bisa melakukan hal-hal besar, tapi kita bisa melakukan hal kecil dengan kasih yang besar.

Mungkin kita gak perlu jadi kayak batman yang menyelamatkan seisi dunia, tapi mungkin kita bisa membantu menyelamatkan dunia dengan hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya. Jangan berharap apa yang kita lakukan lantas langsung dapat terasa bagi seisi dunia. Itu hanya hal kecil dan sederhana, namun yaa itu lagi..dapat kita lakukan dengan kasih yang besar.

Dalam keluarga misalnya, mungkin kita gak bisa langsung membelikan rumah milyaran untuk orangtua kita demi menunjukkan cinta kita kepada mereka. Tetapi cinta kita yang besar juga dapat kita tunjukkan misalnya dengan memberikan perhatian ke mereka, atau bahkan cukup dengan menyebut nama mereka selalu dalam tiap doa kita, inti dan kuncinya adalah : dilakukan dengan great love, kasih yang besar dan luar biasa.


Ke seseorang yang kita cintai misalnya, gak perlu muluk-muluk melakukan hal besar dalam hidupnya, seperti membelikannya mobil nissan juke, mempersembahkan cincin berlian atau mengajaknya keliling dunia. Itu entar dulu deh yaaa..kalo udah jadi milyuneran beneran. Tapi bukan seorang milyuner bukan berarti gak bisa menunjukkan cinta yang besar itu. Mungkin cukup dengan mengucapkan : "selamat pagi kamuuu". Itupun sudah membahagiakan.

Sesederhana apapun yang kita lakukan asal dilakukan dengan niat dan kasih yang besar pasti ujungnya akan baik.

Yukk mulai menebarkan kasih ke sekeliling kita, dengan melakukan apapun yang bisa kita lakukan. Ingat..gak perlu hal besar..bisa dimulai dengan hal-hal sederhana :)

Berbagi Agenda, Kamis 20 September 2012 :: Berbagi Kebebasan

Heiiiii Jakarta.. Selamat pagi dan selamat merayakan hari demokrasi. Hari ini pemilihan gubernur putaran kedua. Memilih yang bijak yaaaa.. :) Berhubung saya bukan warga jakarta, maka saya gak ikut merasakan hari demokrasi ini. Berhubung saya juga bukan pelajar atau karyawan, maka saya juga gak merasakan libur yang pastinya jadi berkah bagi teman-teman.

Tapi yaa..semoga saya dapat ikut merasakan jalanan jakarta yang katanya sepi dan lancar jaya hari ini. Semoga. :)

Hari ini agendanya : rapat dan ngelesin. Yang libur sekolah murid2nya, tapi guru lesnya mah teteeuupp kudu dateng ngelesin. Besok mulai mid test soalnya. Besok jadwalnya ulangannya adalah PKN dan Penjaskes. Bagian Penjaskes mahh saya gak perlu turun tangan. Tapi bagian PKN-Pendidikan Kewarganegaraan, itu jadi ranah saya juga tuh. Hafalannya pasti banyak.

Dan sebelum berkutat dengan dua murid di hari ini, saya akan bertemu dengan teman-teman saya di Pejaten Village. Bukan untuk melancarkan aksi hedonisme, tapi untuk rapat. Kali ini rapatnya organisasi. Kami ini SC-Steering Commitee-atau panitia pengarah lah gampangannya, buat pengadaan sebuah pelatihan Character Building untuk mahasiswa-mahasiswa Jakarta. Keren kan? Yang besok ini udah yang ke enam kali diadakan. Tiap tahunnya kami selalu konsisten mengadakannya. Kenapa? Karena mahasiswa memang butuh dibimbing. Dan karena pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami yang alumni pelatihan ini sudah merasakan lahhh manfaat2nya.

Laluuu..teman-teman saya ini baik sekali. Berhubung murid les saya rumahnya di Pasar Minggu, maka saya mengusulkan bertemu di Pejaten Village. Trus mereka mau lhoo. Teman-teman yang pengertian.. :)

Okayy..have a nice day all.. :)

Berbagi Pengalaman : Merasakan Rindu

Kata orang, ini sih kata orang..jangan pernah menyepelekan perhatian dari siapapun. Karena ketika perhatian itu tak lagi muncul, kamu akan merindukannya.

Hahaha. Sekarang itu jadi kata saya juga deh.

Saat mendapatkan perhatian manis dari seseorang, mungkin bisa aja kita merasa biasa saja. Tapi beneran terasa berbeda ketika perhatian manis itu menghilang, ketika si pemberi perhatian memilih menyetop aksi manisnya. Merasakan rindu dan ingin merasakan "senyam-senyum" itu kembali.

Terus sekarang merasa nyesel?

Makanyaaaaaa...

#dibiarkan sengaja menggantung#


Rabu, 19 September 2012

Berbagi Pandangan Hari ini : Rabu, 19 September 2012

Hari ini, seperti biasa saya disibukkan dengan aktivitas mengajar, alias ngelesin privat.

Kali ini matriks menjadi materi les saya bersama Albert, salah seorang murid saya yang tinggal di Pondok Indah. Lusa ia sudah mulai mid test, jadi materi ulangan matematikanya mulai dicicil dari hari ini. Namun di luar dugaan, ia juga punya tugas bahasa inggris yang merupakan tugas kelompok dan harus dikumpul lusa juga. Maka ramailah rumahnya dipenuhi gelak tawa dan obral-obrol teman sekelompoknya. Maka, setelah ia ijin ke mamanya untuk mempersingkat waktu les, kami akhirnya sepakat untuk les sejam saja. (waktu untuk satu term les seharusnya adalah 2 jam).

Kalau biasanya jam 19.00 baru beranjak keluar dari rumahnya Albert, hari ini saya bisa agak tersenyum senang karena jam 18.00 saya sudah melangkahkan kaki keluar. Tapi rasanya agak aneh juga jam segini saya sudah bersiap kembali ke kostan. Saya berjalan sambil berpikir mau nyangsrang ke mana dulu. Sesampainya di halte, saya masih tidak punya ide. Maka dengan asal saja saya menyetop bus pertama yang saya lihat. Biasanya saya naik transjakarta atau bus patas AC 16 untuk sampai ke rawamangun. Kali ini saya menyetop metromini. Gak terlalu yakin nomer metromini ini sampai saya naik dan duduk di kursinya. Ternyata metromini 85. Tujuannya kemana masih menjadi misteri.

Saya menunggu nunggu sampai si kenek bus meneriakkan jurusan bus ini. Dan akhirnya bisa memecahkan misteri ini. Bus ini menuju ke Kalideres. Buseettt..jauh juga yaakk..Pondok Indah-Kalideres.

Hari ini saya memanjakan mata saya dengan puas memandangi apapun yang ada di kiri-kanan jalan. Melewati jalan-jalan yang sepertinya belum pernah saya lewati. Sepertinya tapi yaaaa..soalnya bagi saya lebih mudah menghafal rumus matematika ketimbang menghafal jalan raya.

Melihat plang "Ahli gigi", sambil sedikit berpikir : "apa bedanya ahli gigi sama dokter gigi yaa?". Melihat bangunan besar yang di depannya terpampang jelas tulisan : "erha clinic". Baru tahu saya kalau Erha yang sering dibicarakan itu punya klinik sebesar ini. Membaca setiap tulisan yang ada saja. Mencoba mendeteksi saya ada dimana saat itu. Dan itu menyenangkan.

Sampai di Kalideres, saya memilih naik transjakarta. Sudah terlalu malam untuk "main-main" lagi. :)

Hari ini cukup membahagiakan : Melihat nilai ulangan sejarah Albert yang dapet nilai 88, terus melihat pemandangan jalan raya. Saya juga gak terlalu tahu dimana sisi menyenangkannya melihat jalanan ini. Bukan gak tahu sih, tapi tepatnya gak bisa menjelaskan. Cuman duduk diam saja di bus. Bayar 2000. Pilih jurusan sesukanya. Dan nikmati. Itu saja, Kebahagiaan itu sederhana kaannn??

Logikanya nih..harusnya saya bisa sampai satu jam lebih awal di kostan karena kesepakatan mempersingkat jam les. Tapi nyatanya, malah sejam lebih lama. Bagaimana tidak. Perjalanan malam ini dua kali lebih panjang dari yang biasanya. PondokIndah-Kalideres + Kalideres-Rawamangun. :)

Satu yang Pasti

Belum sempat aku tanyakan "mengapa?" ketika kau katakan kau mencintaiku,
Lalu cinta dengan cepat mewujud dengan nyata
Belum sempat aku tanyakan kepada hatiku "mengapa" ketika ku rasakan aku pun mencintaimu,
Lalu cinta dengan cepat membuncah bagai euphoria,
Dan tak pernah lagi ada luang bagiku bertanya

Mungkin cinta tak perlu jawaban
Mungkin ia datang tanpa alasan, jadi tak perlu ditanya "mengapa?"
Mungkin ia misteri
Mungkin ia akan berujung indah
Mungkin ia mau mengajarkan bahwa tak selalu yang kita ingini bisa kita dapatkan
Mungkin ia mau mengajarkan keikhlasan

Dan semuanya hanya "mungkin"
Bisakah kita berhenti me-"mungkin"-kan kehidupan?

Bisakah kita mulai mendapatkan kepastian?

Dimulai dari : satu yang pasti. aku mencintaimu. kemarin. hari ini. dan entah sampai kapan.

-Theresia Yuniar-

Sedikit Berbagi Latar Belakang Kehidupan Saya

Nama lengkap saya Theresia Yuniar. Saya biasa dipanggil Niar. Walaupun beberapa orang memanggil saya dengan nama khusus. Misalnya, di rumah saya dipanggil Denok - nama panggilan untuk anak perempuan jawa. Lalu ada pula sekumpulan teman yang memanggil saya dengan sebutan "juju", "nyunyun", "nyar" dan lain sebagainya. Tidak semua nama panggilan itu dapat saya jelaskan latar belakangnya, jadi mari kita abaikan saja. Selain itu, ada pula orang-orang khusus yang punya panggilan khusus untuk saya : "dek", "dik", "sobar-sodara kembar", "kamuu", dan lain-lainnya.

Saya sendiri tidak terlalu tahu arti nama saya. Selain yang saya tahu, Theresia itu nama Santa, dan bisa jadi nama saya karena saya lahir di Rumah Sakit Theresia. Dan suster-susternya dengan begitu persuasif menyarankan nama rumah sakit itu kepada ibu saya. Walaupun tidak terlalu tahu arti nama saya sendiri, bukan berarti saya orang yang setuju dengan anggapan : "ya udahlah..apalah arti sebuah nama". Sebuah nama tetap berarti. Dan diberikan kepada seorang anak pasti dengan maksud baik. Saya juga gak mau sih dipanggil dengan nama panggilan asal-asalan, seperti misalnya "nyet", "woi" atau "jeng".

Keluarga inti saya tinggal di Pondok Gede, sedangkan saya sendiri memilih menetap di kamar kost saya di Rawamangun.

Jam produktif saya agak abnormal, berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Jika kebanyakan manusia bangun pagi dan beraktivitas seperti sekolah, kerja ke kantor, atau kuliah, saya justru bisa agak lega karena tidak perlu bersaing dengan aktivitas kebanyakan manusia ini. Saya bisa bangun siang. Jam 8-an biasanya saya baru bangun. (jangan tanya : "anak gadis macam apa bangun siang2?" dan jangan juga berkomentar : "nanti rejekinya dipatok ayam lho kalau bangun siang". Kenapa di awal tadi saya bilangnya jam produktif dan bukan jam kerja? karena saya gak yakin aktivitas saya dapat digolongkan dalam aktivitas "bekerja". :)

Setelah bangun, saya bisa menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk gulung2an di kasur. Ini termasuk salah satu hobby saya. Setelahnya, tinggal mengikuti jadwal hari itu. Tidak ada jadwal yang baku untuk tiap harinya. Tidak seperti orang kebanyakan yang sudah pasti jam 8 sampai jam 4 sore ada di kantor tiap harinya. Bisa saja hari itu saya punya janji meeting dengan teman organisasi saya, atau meeting dengan calon klien, atau meeting dengan team EO saya, atau bahkan meeting dengan dosen saya. (lebih tepat disebut konsultasi rasanya)

Mungkin keliatannya hidup saya santai sekali. Padahal gak juga sih. Seringkali juga keteteran dengam jadwal harian yang fleksibel tapi harus profesional itu.

Well..selain masih berkutat dengan skripsi, kesibukan pasti saya yang lainnya adalah mengajar. Dan les privat adalah pilihan mengajar saya. Saya punya tiga murid les yang ketiga-tiganya berasal dari SMA yang sama. Saya mengajar semua mata pelajaran. Sekarang ini mereka duduk di kelas XII atau 3 SMA. Meskipun mengajar semua mata pelajaran, sebenarnya yang utama adalah mengajar matematika. Jadi, saya cukup akrab dengan logaritma, integral, matriks dan materi lain yang kadang membuat teman-teman saya bergidik takut. hehehe.

Saya mengajar dari hari senin sampai kamis. Dengan jadwal yang berbeda-beda tiap harinya. Lalu di hari Jumat-Minggu biasanya saya naik ke puncak. Bukan untuk jalan-jalan apalagi dengan sengaja menjebakkan diri ke kemacetan lalu lintas puncak. Tapi karena aktivitas saya lainnya adalah menjadi fasilitator/trainer outbound. Sudah enam tahun saya menggeluti bidang outdoor activity ini. Dan sekarang saya pun sedang merintis Event Organizer di bidang ini bersama seorang teman.

Nahh..mulai mengerti dengan apa yang saya katakan tadi "jadwal produktif saya abnormal"? Ketika banyak orang bangun pagi, saya bisa dengan bebasnya bangun siang. Ketika banyak orang sampai kembali di rumah jam 17.00-an, jam segitu saya masih mengajar. Biasanya saya ngelesin jam 14.00-16.00 lalu dilanjut lagi jam 17.00-19.00. Ketika banyak orang sudah bersiap tidur jam 21.00, saya malah biasanya baru sampai lagi di kostan. Sesampainya di kostan, saya gak bisa segitu polosnya untuk langsung bersiap tidur. Pasti adaaaa ajaaa yang harus dikerjakan, entah mempersiapkan materi les esok hari, entah belajar (dimana-mana yang judulnya guru harus gak boleh berhenti belajar, gawat banget kalau sampai gak bisa menjawab atau membantu murid belajar), entah mengetak-ngetik skripsi, entah memikirkan program outbound, entah sekedar internetan, entah baca buku, dan entah entah lainnya. Dan biasanya aktivitas "entah-entah" ini berlangsung hingga tengah malam. :) Benar-benar abnormal kan? Jam segitu orang-orang udah pada mimpi dengan indahnya.

Selain gulung-gulungan di kasur yang sudah saya sebut-sebut sebagai hobi saya, hobi saya yang lain adalah membaca, menulis dan mengajar. Teraplikasikan banget kan dengan kegiatan dan kerjaan saya..? Jadi fasilitator itu dasarnya juga mengajar lhoo.. Tapi yang ini mengajarnya dengan simulasi permianan gituu.  Lalu untuk bagian membaca, buku-buku koleksi saya rasanya tak terhitung lagi. Saya suka membaca apapun. Dan yang terfavorit adalah membaca novel, dan yang lebih terfavorit lagi adalah membaca novel karya Dewi Lestari. Semua karyanya sudah saya lahap dengan rakusnya. Lalu untuk bagian menulis, blog ini adalah salah satu cara bagi saya menyalurkan hobi menulis saya. :)

Sekian dulu dari saya. Semakin hari akan semakin terlihat "siapa saya" yang sesungguhnya. hhehehee