Rabu, 31 Oktober 2012

Berbagi Selingan : Banyak Cinta?

Mario Teguh baruuu saja menulis begini :
"Bahagiakanlah aku dengan menjadikanku satu-satunya cintamu, atau biarkanlah aku berbahagia tanpamu."

Yang setuju ayoo angkat tangannya... :)

Saya setuju. Dengan alasan yang begitu banyak dan panjang jika harus dijabarkan.

Agak menarik sih yaa.. Apalagi karena semalaman saya asik membaca biografi istri-istri Soekarno. Dari semua istri Soekarno, yang sepertinya setuju dengan kata-kata Mario Teguh itu cuman Inggit Garnasih, dan Fatmawati. Yang lainnya rela dan mau tuh jadi istri ke-sekian.

Inggit Garnasih, yang sebenarnya merupakan wanita kedua yang dinikahi oleh Soekarno ini memang yang paling beda. Selain usianya 15 tahun lebih tua dari Soekarno, beliau sendiri awalnya sudah memiliki suami. Dan bercerai dengan suaminya karena terjerat kharisma Soekarno yang saat itu masih kuliah di ITB.

Inggit Garnasih disebut-sebut banyak berperan dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, saat Soekarno diasingkan di Bengkulu, beliau jatuh cinta dengan seorang wanita bernama Fatimah yang kali ini berusia 22 tahun lebih muda dari Soekarno.

Saat itu Fatmawati minta pendapat pada Soekarno tentang pinangan seorang pria terhadapnya, Soekarno malah menjawab pinangan itu untuk dirinya sendiri. Soekarno minta Fatmawati menolak pinangan itu, dan menjanjikan waktu enam bulan untuk ”menyelesaikan urusan” dengan Inggit Ganarsih, istri pertamanya.

Sebuah website menulis begini : "bukan Bung Karo kalau tidak berjiwa ksatria. Meski harus mengorbankan hubungan yang begitu baik, tetapi niat menyunting Fatma, toh tetap diutarakan juga kepada Inggit."

Jelas saja hampir semua tulisan tentang Soekarno selalu menyebutkan Soekarno sebagai pria yang gentle.

Seperti yang saya bilang di awal, Inggit adalah wanita yang sepakat dengan kata-kata si Mario Teguh, (walaupun saat itu belum ada Mario Teguh.hehehehe). Dia tidak mau dimadu. Sama halnya dengan Ibu Fatmawati yang gak mau jadi istri kedua. Tapi saya mencoba memahami posisi Soekarno saat itu. Dia jatuh cinta. Sungguhan jatuh cinta pada Fatmawati. Jika ia tidak menikahi Fatmawati, Fatmawati akan menikah dengan pria lain. Karena ia sudah dilamar oleh pria lain. Pastinya, Soekarno dipusingkan. Ia tidak mungkin rela wanita yang sungguhan ia cintai itu menikah dan menjadi milik pria lain. Maka, ia memilih menceraikan Inggit meskipun hubungan mereka sangat baik dan Ibu Inggit adalah wanita yang bukan hanya baik, namun juga cantik di jamannya.

Soekarno memang punya banyak cinta. Setelah menikah dengan Fatmawati dan dikarunia lima orang anak, ia kembali jatuh cinta pada Hartini. Kali ini wanita yang berbeda lagi. Hartini adalah janda beranak lima. Dia sebenernya gak angkat tangan setuju sama kata-kata Mario Teguh. Ia sebenarnya mau dimadu. Tapi Fatmawati? Jelas menolak. Fatmawati memilih meninggalkan istana negara. Banyak orang lalu mencibir Hartini. Mengolok-oloknya dan tidak menerimanya. Namun seperti mengiyakan keinginan Soekarno dikubur di sebelah makam Hartini, Hartini lah istri Soekarno yang setia mengurus Soekarno sampai wafatnya.

Selain gentle, Soekarno dikenal sebagai pria yang romantis.

Ini ungkapan cintanya kepada Fatmawati : "O, Fatma, jang menjinarkan tjahja. Terangilah selaloe djalan djiwakoe, soepaja sampai dibahagia raja. Dalam swarganya tjinta-kasihmoe...."


Ini ungkapan cintanya kepada Hartini : "“Tiada pernah aku melihat pengabdian seorang istri yang lebih besar dari apa yang telah Hartini berikan kepadaku. Karenanya bila aku mati, aku ingin di makamkan berdampingan dengan Hartini.”

Ini ungkapan cintanya kepada Ratna Sari Dewi : “Tiada pernah aku merasakan cinta yang begitu besar kecuali terhadap Dewi, karenanya bila aku mati maka kuburlah kami dalam satu lubang yang sama”


"Dewiku tercinta,Saya dalam keadaan baik dan sangat sibuk dengan konferensi bersama semua panglima militer untuk menyelesaikan konflik di kalangan militer. Jangan khawatir, sayang!
Sayang dan 1000 ciuman
Sukarno"

Ini ungkapan cintanya kepada Yury : "Yury,
Aku mengunjungimu hari ini, tapi kamu sedang keluar. Aku datang hanya ingin mengatakan “Aku cinta kamu”.
Milikmu
Sukarno"


Sumpahh..beneran banyak cinta yaa Bapak satu ini. Hmm..untung presiden,, hehhehee

1 komentar:

icha2paradise mengatakan...

Yah...semua manusia punya plus minus.. begitu ksatrianya Bung Karno, Bapak Pendiri Bangsa kita tapi..saya sebagai perempuan miris jg kl membaca "keromantisannya" terhadap semua wanita..